Menyikapi maraknya kebakaran hutan dan lahan, masyarakat diminta tanggap terhadap lingkungan sekitar. Jika mendapati oknum yang melakukan pembakaran, warga diimbau segera memvideokan atau memotret aksi sang pelaku. Selanjutnya hasil video atau foto tersebut dapat disampaikan ke aparatur di desa/kelurahan. Permintaan ini disampaikan Waka Polresta Pontianak Ajun Komisaris Besar Sigit Haryadi saat mengikuti rapat pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kantor Bupati Kubu Raya akhir pekan lalu.
\“Kami mohon bantuan kepada masyarakat, mungkin pada saat warga ada melihat pelaku pembakaran, tolong divideokan atau difoto. Di masing-masing kelurahan ada babinsa dan babinkamtibmas. Tolong sampaikan ke mereka apabila warga memang tidak ingin ke polres atau polsek. Sehingga dari video atau foto tadi kami bisa mudah menindaklanjuti,” ujar Sigit.
\Sigit menyebut langkah untuk memvideokan atau memotret pelaku pembakar lahan sangat penting. Dengan adanya dokumentasi, pihaknya dapat merespons tindakan melanggar hukum itu. Ia menyatakan warga tidak perlu takut untuk melaporkan oknum pembakar lahan. Dirinya menegaskan aparat penegak hukum akan memberikan perlindungan kepada pelapor.
\“Tidak perlu takut. Nanti yang memberikan informasi akan kami berikan perlindungan. Karena kalau kita biarkan begini terus, kasihan warga masyarakat kita. Bahkan di tempat lain sudah ada yang meninggal dunia akibat karhutla. Dan kita tidak berharap di Kubu Raya ada korban seperti itu,” kata Sigit.
\Sigit menyatakan meski kepolisian dan TNI memiliki personel yang banyak, namun tetap saja tidak akan mampu mengatasi karhutla tanpa partisipasi masyarakat. Karena itu, ia meminta warga proaktif membantu aparat di lapangan. Baik bantuan dalam bentuk pengadaan air dari tempat masing-masing maupun tenaga dalam memadamkan api di lapangan.
\“Mohon bantuan masyarakat. Apabila kami turun, mohon dibantu apakah apakah itu air dari masing-masing rumah atau mari sama-sama bergerak untuk memadamkan lokasi tersebut. Jangan sampai aparat datang masyarakatnya malah pergi. Ini kenyataan di lapangan demikian. Karena ini dampaknya kita semua juga yang menghirup asap itu,” ucapnya mengajak.
\Sigit mengingatkan kontur tanah di Kalimantan Barat khususnya Pontianak dan Kubu Raya adalah gambut. Dengan kedalamannya mencapai 8-14 meter. Karena itu, kebakaran di lahan tersebut bisa berdampak luar biasa sebab api merambat dari dalam. Ia mencontohkan kebakaran lahan di daerah Jalan Sepakat 2 Pontianak Selatan, di mana api yang diduga telah padam dapat bergeser tempat hingga jarak 800 meter-1 kilometer dari titik nyala semula. Begitu pula kebakaran lahan di dekat kampus Universitas Tanjungpura. Setelah dua hari dipadamkan, lahan kembali terbakar.
\“Pemadaman ini tidak mungkin dilaksanakan hanya dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, maupun pemadam-pemadam swasta jika tanpa kepedulian dari masyarakat yang ada. Karena api ini sebenarnya dari kecil kemudian membesar. Tiap hari kami pantau terus. Kalau hanya mengandalkan aparat di masing-masing daerah, agak berat rasanya untuk asap ini bisa berkurang kecuali ada hujan,” kata Sigit.
\Terkait hal itu, Sigit mengajak untuk menindaklanjuti penanganan karhutla secara komprehensif. Ia menegaskan tanpa partisipasi aktif masyarakat, bencana kabut asap akan terus berulang. Selain informasi pengaduan dari masyarakat, pihaknya sangat berharap dukungan nyata warga di lapangan.
\“Kalau ini tanpa kerja keras kita semua agak mustahil. Berapapun anggarannya juga percuma. Contoh water bombing, di satu titik bisa mencapai 4-5 kali. Tapi begitu pindah lokasi, nyala lagi. Mari sama-sama tindak lanjuti penanganan asap ini secara komprehensif,” ajaknya.
\Dandim 1207/BS Letnan Kolonel Inf. Ulysses Sondang mengajak seluruh unsur musyawarah pimpinan kecamatan, kepala desa, hingga pengurus RW dan RT terus aktif mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan. Menurut Dandim, di tengah musim kering kemarau saat ini, hanya kesadaran masyarakatlah yang bisa berperan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
\“Hanya ini kuncinya. Tidak ada lagi yang bisa. Kalau kita sepaham ini merugikan orang banyak, mari kita berupaya menyadarkan masyarakat. Saya berharap para kepala desa lebih giat lagi menyampaikan ke RW dan RT-nya. Dan RT menyampaikan lagi ke masyarakatnya. Mari jaga,” kata Ulysses Sondang.
\Selain mengingatkan masyarakat untuk tidak membakar lahan, Ulysses Sondang juga meminta warga untuk saling mengingatkan satu sama lain. Menurut dia, sikap saling mengingatkan sangat diperlukan. Senada Waka Polresta Pontianak Sigit Haryadi, jika mendapati aktivitas pembakaran lahan, Ulysses mengimbau warga untuk segera mengambil foto atau video pelaku..
\“Kalau ada yang membakar segera ingatkan. Atau ambil fotonya. Kita tidak menginginkan masyarakat kita yang tidak tahu akibat dari perbuatannya harus dipenjara. Mari kita sadarkan masyarakat secara dampak dari sisi kesehatan, di mana gara-gara satu orang membuat orang lain menderita. Dan risiko hukum yang akan ditanggung tidak sebanding dengan ketidakpahamannya,” tuturnya.
\Terkait fenomena kebakaran hutan dan lahan, Ulysses Sondang mengajak semua pihak untuk menggalakkan kembali budaya gotong royong. Budaya warisan nenek moyang itu disebutnya sangat efektif dalam upaya penanganan bencana karhutla.
\“Mari saya mengajak semua untuk bersama-sama menjalin dan mengingat lagi nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan nilai-nilai luhur kita. Terutama di saat bencana, jangan sampai tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimana kita memikirkan generasi kita ke depan, kehidupan berikutnya dari Kabupaten Kubu Raya ini. Bagaimana meningkatkan perekonomian kita dan menjamin keselamatan transportasi air dan darat supaya kehidupan masyarakat kembali seperti sediakala,” ajaknya. (rio)
Last Update: Aug 27, 2018 / 20:50 PM