Satu lagi atlet Indonesia berhasil menorehkan prestasi di pentas dunia. Kali ini, atlet hapkido asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Devi Safitri (21), sukses menjadi juara dunia pada ajang World Hapkido Championship Seoul 2018 atau kejuaraan dunia hapkido di Seoul, Korea Selatan. Bertanding pada arena dua di Jung-Gu Community Center Seoul, Devi berhasil meraih medali emas usai mengalahkan rivalnya dari Hongkong pada nomor dae ryeon atau tarung di kelas feather under 57 kilogram. Capaian ini tak pelak melampaui target pribadi yang dipasangnya yaitu meraih medali.
\“Target sih mudah-mudahan bisa membawa medali,” ujar gadis asal Desa Sungai Ambangah, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, pada akhir pekan lalu seusai dilepas Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus sebelum bertolak ke Korea.
\Saat itu Devi dengan tegas menyatakan memasang target medali, meski kejuaraan dunia hapkido 2018 merupakan turnamen internasional pertamanya.
\“Saya sudah persiapan sekitar 7 bulan. Persiapan itu belum termasuk latihan mandiri setiap hari dan latihan gabungan bersama timnas Indonesia,” ujar juara nasional hapkido tahun 2017 ini.
\Kemenangan Devi disambut antusias Bupati Kubu Raya Rusman Ali. Rusman mengapresiasi prestasi Devi yang membanggakan nama negara dan daerah. Menurut Rusman Ali, Devi Safitri telah membuktikan bahwa putra-putri daerah mampu bersaing di tingkat nasional bahkan dunia.
\“Alhamdulillah ini menjadi kabar gembira untuk kita semua. Devi Safitri telah mengharumkan nama Indonesia dan Kalimantan Barat khususnya Kubu Raya. Saya berpesan agar Devi tetap membumi dan terus belajar serta berlatih agar prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan di masa-masa mendatang,” ujar Rusman berpesan.
\Apresiasi juga datang dari Gubernur Kalbar terpilih, Sutarmidji. Dalam laman Facebook-nya, Sutarmidji mengucapkan selamat kepada Devi Safitri dan tim hapkido Indonesia.
\“Selamat tentunya untuk Devi dan pelatihnya. Juga tim Indonesia,” demikian Sutarmidji.
Pelatih hapkido Kalimantan Barat, Rusli, berterima kasih atas perhatian Pemerintah Kabupaten Kubu Raya kepada komunitas hapkido binaannya. Menurut Rusli, kepedulian tersebut terbukti menjadi penyemangat bagi atlet untuk meraih prestasi.
“Saya sampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Juga kepada instansi terkait yakni Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kubu Raya yang sambutannya luar biasa kepada atlet Kubu Raya. Dengan itu semua ternyata menjadikan atlet kita lebih bersemangat dan akhirnya mengukir prestasi untuk Kubu Raya dan Indonesia,” ucap Rusli.
\Rusli menuturkan Devi Safitri baru mulai menekuni hapkido pada tahun 2016 atau sekitar 2 tahun setelah beladiri hapkido masuk ke Indonesia sekitar 2014. Baru setahun bergabung di hapkido, Devi langsung menunjukkan kelasnya. Ia tampil sebagai juara nasional di kejuaraan nasional hapkido di Yogyakarta. Atas prestasi itu Devi pun dipanggil bergabung dengan tim hapkido Indonesia.
\“Jadi perjuangan Devi dimulai tahun lalu di kejuaraan nasional hapkido 2017, di mana Devi berhasil meraih medali emas. Dan di awal tahun 2018 Devi dipanggil bergabung di timnas Indonesia untuk kejuaraan dunia,” terang Rusli.
\Sebagai pelatih, Rusli memuji kegigihan Devi dalam menekuni beladiri hapkido. Menurut dia, di tengah keterbatasan, Devi tetap profesional menyiapkan diri menjadi seorang atlet.
\“Devi sudah lulus sekolah dua tahun lalu. Dia belum bisa melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan dia tinggal bersama neneknya. Namun dia gigih. Sekarang dia fokus menjadi atlet,” ungkap Rusli. (rio)
Last Update: Jul 30, 2018 / 08:55 AM