Petani Rasau Jaya Buka Lahan Tanpa Bakar

Tanggal:
...

Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus mengikuti pertemuan 1st Progress Review Meeting Proyek Inovasi 6 Daerah Pilot Responsive Innovation Fund (RIF) Tahap Pertama di Hotel Four Points Tabanan, Bali, 23-25 Juli. Kehadiran Wakil Bupati Hermanus terkait status Kabupaten Kubu Raya yang telah ditetapkan menjadi salah satu Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) oleh pemerintah pusat. Pemerintah menetapkan KPPN guna mendukung percepatan dan pemerataan pembangunan antarwilayah. Untuk mengisi pembangunan di kawasan perdesaan yang telah ditetapkan, pemerintah Republik Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Kanada melalui program Responsive Innovation Fund (RIF).  

\

“Jadi RIF ini merupakan program pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan di masyarakat dalam bentuk pemberian dukungan teknis menciptakan iklim usaha dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah kepada pemerintah daerah yang terpilih sebagai pilot project,” terang Kepala Bappeda Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam di sela kegiatan.

\

Yusran mengungkapkan sebelumnya Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bersama-sama 17 kabupaten/kota se-Indonesia mendapatkan penawaran melalui pengajuan proposal yang diseleksi secara ketat. Hasilnya, melalui surat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tertanggal 20 November 2017, Kabupaten Kubu Raya ditetapkan sebagai kabupaten yang terpilih tahap pertama untuk melaksanakan program National Support for Local Investment Climates (NSLIC) bersama 5 kabupaten lainnya, yaitu Banyuwangi, Tabanan, Pinrang, Lombok Timur, dan Maluku Tengah.

\

Wakil Bupati Hermanus mengatakan dana yang diberikan pemerintah Kanada meskipun bersifat stimulus telah didukung oleh pendanaan dari APBD dan dana BUMDesa untuk pembangunan pada kawasan perdesaan di Kabupaten Kubu Raya. Ia mengungkapkan di Kubu Raya, proyek RIF dilakukan pada kawasan perdesaan agropolitan Rasau Jaya.
“Adapun produk unggulan yang akan dijadikan pilot project RIF ini akan dipusatkan pada sektor pertanian dan peternakan, terutama pada budi daya jagung dan jagung pipil pada khususnya. Budi daya jagung pipil ini sangat bermanfaat untuk mendukung sektor peternakan, bukan hanya pada kabupaten sendiri tapi hingga ke kabupaten lain bahkan kota yang ada di Kalimantan Barat,” kata Hermanus menjelaskan.

\

Hermanus mengungkapkan ada sejumlah hambatan yang ditemukan, di mana hambatan terbesar yakni 70 persen lahan di Kubu Raya merupakan lahan gambut. Sehingga memerlukan beberapa aturan yang diperlukan untuk pengolahan. Hambatan lainnya yakni sumber daya manusia di mana masih kurangnya pengetahuan petani dalam pengolahan lahan gambut untuk pertanian.

\

“Di mana selama ini mereka melakukan pembakaran lahan saja, namun beberapa waktu lalu kami telah melakukan implementasi RIF, yaitu pelatihan inovasi teknik pengolahan lahan gambut kepada petani setempat. Adapun hambatan terakhir yaitu stabilitas harga jual yang selalu berubah. Untuk itu kita mengharapkan adanya bantuan dari kementerian terkait agar dapat membantu dalam memajukan masyarakat di Kubu Raya,” papar Hermanus.
Hermanus menyebut banyak manfaat yang dirasakan dari awal program berlangsung. Menurutnya, program RIF yang telah dilaksanakan di Kecamatan Rasau Jaya berupa pemberian pelatihan inovasi teknik pengolahan gambut di kawasan perdesaan agropolitan telah meningkatkan pengetahuan petani tentang bagaimana mengubah lahan gambut dengan benar untuk budi daya tanaman jagung.

\


“Melalui pelatihan para petani juga menjadi tahu tentang karakteristik gambut serta punya pemahaman untuk membuka lahan tanpa membakar,” pungkasnya.
Turut hadir pada kegiatan itu Peter MacArthur, Duta Besar Kanada untuk Indonesia. (rio)

Last Update: Jul 24, 2018 / 15:12 PM

tag

Petani Rasau Jaya Buka Lahan Tanpa Bakar

Share with your friends & family

Berita Terkait